Latest Entries »

Contents 1 Product details 2 Operation function 3 User 4 Conclusion

Source: Contents 1 Product details 2 Operation function 3 User 4 Conclusion. – ppt download

Saya bertemu dengan game ini memang sudah lambat jauh,sekitar bulan agustus 2016,akan tetapi pada akhirnya toh bisa terkejar,dalam game ini

World of Tanks Blitz adalah free-to-play ponsel MMO aksi game yang dikembangkan oleh Permainan Pertempuran, pengembang pemenang penghargaan game online dan penerbit World of Tanks, smash hit PC sekarang dengan lebih dari 90 juta pemain di seluruh dunia!
4838956_201509051010130697

4838956_201509051010230014

4838956_201509051010300944
Menggambar inspirasi dari versi PC, World of Tanks Blitz dibangun khusus untuk optimal gameplay ponsel online dan saat ini tersedia pada perangkat Android Anda.
Berikut screen shot gameplaynya
Photo-2014-07-05-12-01-291

Photo-2014-07-05-12-01-421

Photo-2014-07-05-12-02-011

Dengan daftar yang mengesankan lebih dari 100 tank besar, grafis yang menakjubkan, dan kontrol layar sentuh yang intuitif, World of Tanks Blitz membuatnya mudah untuk melompat ke pendek, tindakan-dikemas 7vs7 pertempuran tangki di mana pun Anda berada!

Bagi yang penasaran untuk game nya bisa didownload di link ini

Download disini

Titik-titik lemah dalam permainan World of Tanks Blitz bisa sangat sulit untuk dipelajari dan memakan waktu.
Disini saya akan share beberapa panduan untuk titik lemah tank yang ada pada permainan WOT Blitz.
Untuk mendapatkan nilai sebenarnya efektifitas dari armor itu,diperlukan bidikan yang cermat untuk penetrasi ke tempat tempat yang riskan terkena damage.
Setiap panduan dibuat dengan titik-titik lemah yang telah diuji untuk memastikan dapat digunakan dalam permainan, dan masing-masing dilengkapi dengan penjelasan tentang cara terbaik untuk merusak tank tertentu.

Beberapa singkatan Anda harus tahu .... Armor efektif (EA) mengacu pada keefektifan armor tanpa normalisasi,
Saya sarankan belajar dengan tautan berikut, bagaimana armor bekerja di World of Tanks dan juga bagaimana mekanisme selonsong peluru bekerja dengan baik karena akan membantu Anda dengan setiap tembakan di World of Tanks.

Bagaimana armor bekerja

Mekanisme kerja peluru dan tipenya

Berikut adalah panduan titik lemah game World of Tanks Blitz, semoga membantu, terima kasih

Titik lemah tank

BAB I

PENDAHULUAN

 

  • Latar Belakang

Mesin pendingin adalah sebuah alat siklus yang prinsip kerjanya hampir sama dengan mesin kalor yang menggunakan fluida kerja berupa refrigeran. Siklus refrigerasi yang paling banyak dipakai adalah daur refrigerasi kompresi  uap yang melibatkan empat komponen dasar yaitu : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Tujuan dari mesin pendingin adalah untuk menjaga ruangan tetap dingin dengan menyerap panas dari ruang tersebut.Salah satu aplikasi yang menggunakan prinsip mesin pendingin adalah AC.

Sedangkan pompa kalor adalah suatu alat yang dapat mentransfer panas dari media bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi yang bertujuan untuk menjaga ruangan tetap bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas tersebut disertai dengan menyerap panas dari sumber bertemperatur rendah. Kedua alat penukar kalor tersebut menggunakan siklus kompresi  uap.

Sehingga pengetahuan tentang prinsip kerja mesin pendingin dan karakteristik yang dimiliki oleh mesin pendingin sangat penting untuk diketahui oleh para mahasiswa karena penerapannya sangatlah luas dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia industry

 

  • Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

  1. Untuk mengetahui fungsi mesin pendingin.
  2. Untuk mengetahui proses kerja mesin pendingin.
  3. Untuk mengetahui jenis mesin pendingin.
  4. Untuk mengetahui komponen mesin pendingin.
  5. Untuk mengetahui penerapan mesin pendingin.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  • Fungsi Mesin Pendingin

Mesin pendingin adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan untuk menjadikan temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya sehingga menghasilkan suhu/temperatur dingin. Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dipindahkan. Sehingga proses kerja mesin pendingin selalu berhubungan dengan proses-proses aliran panas dan perpindahan panas.

Sebelum menentukan mesin pendingin, terlebih dahulu ditentukan perhitungan beban pendinginan. Sebelum melakukan perhitungan beban pendinginan pada suatu ruangan yang akan dikondisikan, data-data pendukung harus dikumpulkan. Data yang harus dimiliki sebelum melakukan perhitungan adalah  lokasi bangunan dan arahnya, konstruksi dari bangunan, kondisi di luar gedung, kondisi design di dalam gedung, jadwal penghuni di dalam gedung, jumlah lampu dan peralatan listrik yang dipasang di dalam gedung, jadwal masuknya/beroperasinya peralatan-peralatan di dalam gedung, serta kebocoran udara (infiltrasi) dan penambahan udara (ventilasi). Informasi-informasi ini akan digunakan sebagai parameter pada perhitungan dan atau untuk mencari parameter-parameter tambahan yang akan digunakan dalam perhitungan beban pendingin.

 

  • Proses Kerja Mesin Pendingin

Proses kerjanya adalah penguapan dan pengembunan. Untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperatur tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan lalu terjadi pengembunan sehingga udara membentuk titik – titik embun dan akhirnya mencari, maka timbulah suhu di dalam temperatur rendah (dingin).

Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari suatu benda / ruangan ke lingkungan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya.

Proses kerja mesin pendingin memperlihatkan apa yang terjadi atas panas setelah dikeluarkan dari udara oleh  refrigeran  di dalam koil  (evaporator). Siklus ini didasari oleh dua prinsip, yaitu saat refrigeran cair berubah menjadi uap, maka refrigeran cair itu mengambil atau menyerap sejumlah panas dan saat titik didih suatu cairan dapat diubah dengan jalan mengubah tekanan yang bekerja padanya. Hal ini sama artinya bahwa temperatur suatu cairan dapat ditingkatkan dengan jalan menaikan tekanannya, begitu juga sebaliknya.

Proses kerja mesin pendingin secara umum adalah sebagai berikut : kompressor melepaskan refrigerant berbentuk gas bertemperatur tinggi dan bertekanan tinggi karena hasil kompresi pada kompressor saat langkah pengeluaran (Discharge stroke). Refrigerant ini mengalir ke kondensor. Di kondensor, uap refrigeran bertekanan dan bersuhu tinggi diembunkan, Panas dilepas ke lingkungan, dan terjadi perubahan fase refrigeran dari uap ke cair.  Dari kondensor dihasilkan refrigeran cair bertekanan tinggi dan bersuhu rendah. Tekanan tinggi refrigeran cair diturunkan dengan menggunakan katup cekik (katup ekspansi) dan dihasilkan refrigeran cair bertekanan dan bersuhu rendah dengan bentuk spray (kabut) yang selanjutnya dialirkan ke evaporator. Di evaporator, refrigeran cair mengambil panas dari lingkungan yang akan didinginkan dan menguap sehingga terjadi uap refrigeran bertekanan rendah.

refigeration cycle

Refrigeration Cycle

 

  • Jenis Mesin Pendingin

Pada dasarnya mesin pendingin dibagi menjadi dua, yaitu mesin pendingin dengan sistem refrigerasi mekanik dan non mekanik. Sistem refrigerasi mekanik merupakan sistem refrigerasi yang menggunakan mesin-mesin penggerak atau dan alat mekanik lain dalam menjalankan siklusnya, sedangkan sistem refigerasi non mekanik adalah sistem refigerasi yang tidak memerlukan mesin-mesin penggerak seperti kompresor dalam menjalankan siklusnya. Sistem refrigerasi non mekanik digolongkan menjadi Siklus Kompresi Uap (SKU), refrigerasi siklus udara, kriogenik/refrigerasi temperatur ultra rendah, dan siklus sterling. Sedangkan sistem refrigerasi mekanik digolongkan menjadi refrigerasi termoelektrik, refrigerasi siklus absorbsi, refrigerasi steam jet, refrigerasi magnetik, dan heat pip.

  1. Sistem Kompresi Uap (Work Operated)

Dari sekian banyak jenis-jenis mesin pendingin, yang paling umum digunakan adalah mesin pendingin dengan sistem kompresi uap. Komponen utama dari sebuah siklus kompresi uap adalah kompresor, evaporator, kondensor dan katup expansi.

kompresi

  • Proses kompresi (1-2)

Proses ini dilakukan oleh kompresor dan berlangsung secara isentropik. Kondisi awal refrigerant pada saat masuk ke dalam kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah, setelah mengalami kompresi refrigerant akan menjadi uap bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara isentropik, maka temperatur ke luar kompresor pun meningkat. Besarnya kerja kompresi per satuan massa refrigeran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

WK = h1 – h2                            ………..(2.1)

Dimana WK = besarnya kerja kompresor (kJ/kg), h1  = entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg), dan h2 = entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg).

  • Proses kondensasi (2-3)

Proses ini berlangsung didalam kondensor. Refrigeran yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi yang berasal dari kompresor akan membuang kalor sehingga fasanya berubah menjadi cair. Hal ini berarti bahwa di dalam kondensor terjadi pertukaran kalor antara refrigeran dengan lingkungannya (udara), sehingga panas berpindah dari refrigeran ke udara pendingin yang menyebabkan uap refrigeran mengembun menjadi cair. Besar panas per satuan massa refrigeran yang dilepaskan di kondensor dinyatakan sebagai:

QC = h2  – h3                    ……..(2.2)

dimana QC = besarnya panas dilepas di kondensor (kJ/kg), h2  = entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg), dan h3 = entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg).

  • Proses expansi (3-4)

Proses expansi ini berlangsung secara isoentalpi. Hal ini berarti tidak terjadi perubahan entalpi tetapi terjadi drop tekanan dan penurunan temperatur, atau dapat dituliskan dengan:

h3  = h4                                                         …….(2.3)

Proses penurunan tekanan terjadi pada katup expansi yang berbentuk pipa kapiler atau orifice yang berfungsi untuk mengatur laju aliran refrigeran dan menurunkan tekanan.

  • Proses evaporasi (4-1)

Proses ini berlangsung secara isobar isothermal (tekanan konstan, temperatur konstan) di dalam evaporator. Panas dari dalam ruangan akan diserap oleh cairan refrigeran yang bertekanan rendah sehingga refrigeran berubah fasa menjadi uap bertekanan rendah. Kondisi refrigeran saat masuk evaporator sebenarnya adalah campuran cair dan uap, seperti pada titik 4 dari gambar di atas. Besarnya kalor yang diserap oleh evaporator adalah:

QE = h1  – h4                      ……(2.4)

dimana : QE = besarnya panas yang diserap di evaporator (kJ/kg), h1= entalpi refrigeran saat keluar evaporator (kJ/kg), dan h4 = entalpi refrigeran saat masuk evaporator (kJ/kg).

Selanjutnya, refrigeran kembali masuk ke dalam kompresor dan bersirkulasi lagi. Begitu seterusnya sampai kondisi yang diinginkan tercapai. Untuk menentukan harga entalpi pada masing-masing titik dapat dilihat dari tabel sifat-sifat refrigerant.

Efisiensi refrigerator disebut dengan istilah coefficient of performance (COP), dinotasikan dengan COPR. Harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena jumlah panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari satu. Salah satu alasan penggunaan istilah-coefficient of performance-lebih disukai untuk menghindari kerancuan dengan istilah efisiensi , karena COP dari mesin pendingin lebih besar dari satu

Setelah melakukan perhitungan untuk beberapa jenis refrigerant yang sering dipakai di Indonesia, didapat nilai COP (Coefficient of Performance) berikut :

refigeran

Nilai COP dari Beberapa Jenis Refrigerant

Berat refrigent yang disirkulasikan permanen (con of refrigerant) didapat dari jumlah panas yang diabsorbsi per menit ton of refrigerant dibagi oleh refrigerant effect. Mreff evaporasi lebih besar dari Mreff kondensasi.

 

Theoretical piston displacement (TD) :

Dimana Vg adalah spesifik V dari ref.

Daya kompresor dapat diturunkan dengan persamaan polytropic kompresor.

Besar panas yang diberikan pada cooling water saat kompresi :

Maka pada diperoleh persamaan :

Panas yang dikeluarkan melalui kondensor :

Untuk memahami proses – proses yang  terjadi pada mesin pendingin  kompresi uap, diperlukan pembahasan siklus termodinamika yang digunakan. Pembahasan diawali dengan daur carnot yang merupakan daur ideal hingga daur kompresi uap nyata.

  • Daur Carnot

Daur carnot adalah daur reversible yang didefinisikan oleh dua proses isothermal dan dua proses isentropic. Karena proses reversible dan adiabatik, maka perpindahan panas hanya terjadi selama proses isothermal. Dari kajian thermodinamika, daur carnot dikenal dengan sebagai mesin kalor carnot yang menerima energi kalor pada suhu tinggi, sebagian diubah menjadi kerja dan sisanya dikeluarkan sebagai kalor pada suhu rendah.

Apabila daur mesin kalor carnor dibalik, yaitu proses pengembalian panas dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi. Skematis peralatan dan diagram T – S daur refrigerasi carnot :

1                           2

Keterangan proses :

1 – 2       : kompresi adiabatik

2 – 3       : pelepasan panas  isothermal

3 – 4    : ekspansi adiabatik

4 -1      : pemasukan panas isothermal

 

  • Daur Kompresi Uap Ideal

Apabila daur carnot diterapakan pada kompresi uap, maka seluruh proses akan terjadi dalam fasa campuran. Untuk itu fluida kerja yang masuk kompresor diusahakan tidak berupa campuran, yang tujuannya mencegah kerusakan.

Pada daur carnot ekspansi isentropic terjadi pada turbin, daya yang dihasilkan digunakan untuk mengerakkan kompresor. Dalam hal ini mengalami suatu kesulitan teknis, maka untuk memperbaikinya digunakan katup ekspansi atau pipa kapiler dengan demikian proses berlangsung pada entalpi konstan.

uap ideal

Gambar daur kompresi uap ideal

 

Dimana :

1 – 2         : kompresi adiabatik dan reversible, dari  uap jenuh menuju tekanan konstan

2  – 3        : pelepasan kalor reverseibel pada tekanan konstan, menyebabkan penurunan panas lanjut dan pengembunan refrigerant.

3 – 4         : ekspansi irreversible pada entalpi konstan,dari cairan jenuh menuju tekanan evaporator.

4 – 1         : penambahan kalor reversible pada tekanan tetap yang menyebabkan penguapan menuju uap jenuh.

  • Daur Kompresi Uap Nyata

Daur kompresi uap nyata mengalami pengurangan efisiensi dibandingkan dengan daur uap standart. Pada daur kompresi uap nyata proses kompresi berlangsung tidak isentropic, selam fluida berkerja melewati evaporator dan kondensor akan mengalami penurunan tekanan. Fluida kerja mendinginkan kondensor dalam keadaan sub dingin dan meninggalkan evaporator dalam keadaan panas lanjut. Penyimpangan daur kompresi uap nyata dari daur uap ideal dapat diperhatikan gambar dibawah ini :

perbandingan

Gambar perbandingan antara siklus kompresi uap standart dan nyata.

Pada daur kompresi uap nyata preses kompresi berlangsung tidak isentropic, hal ini disebabakan adanya kerugian mekanis dan pengaruh suhu lingkungan selama prose kompresi. Gesekan dan belokan pipa menyebabkan penurunan tekanan di dalam alat penukar panas sebagai akibatnya kompresi pada titik 1 menuju titik 2 memerlukan lebih banyak kerja dibandingkan dengan daur ideal (standart). Untuk menjamin seluruh refrigerant dalam keadaan cair dalam sewaktu memasuki alat ekspansi diusahakan refrigerant meniggalkan kondensor dalam keadaan sub dingin. Kondisi panas lanjut yang meninggalkan evaporator disarankan untuk mencegah kerusakan kompresor akibat terisap cairan.

 

  1. Sistem Absorbsi (Heat Operated)

Pada sistem mesin pendingin mekanik, yang sering digunakan adalah sistem absorbsi. Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.  Siklus pendinginan absorbsi mirip dengan siklus pendinginan kompresi uap.  Perbedaan utama kedua siklus tersebut adalah gaya yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara tekanan penguapan dan tekanan kondensasi serta cara perpindahan uap dari wilayah bertekanan rendah ke wilayah bertekanan tinggi.

Pada mesin pendingin kompresi uap digunakan kompresor, sedangkan pada mesin pendingin absorbsi digunakan absorber dan generator.  Uap bertekanan rendah diserap di absorber, tekanan ditingkatkan dengan pompa dan pemberian panas di generator sehingga absorber dan generator dapat menggantikan fungsi kompresor secara mutlak.

Salah satu keunggulan sistem absorbsi adalah karena menggunakan panas sebagai energi penggerak.  Panas sering disebut sebagai energi tingkat rendah (low level energy) karena panas merupakan hasil akhir dari perubahan energi dan sering kali tidak didaur ulang.  Pemberian panas dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan kolektor surya, biomassa, limbah, atau dengan boiler yang menggunakan energi komersial.

Pada gambar ditunjukkan adanya dua tingkat tekanan yang bekerja pada sistem, yaitu tekanan rendah yang meliputi proses penguapan (di evaporator) dan penyerapan (di absorber), dan tekanan tinggi yang meliputi proses pembentukan uap (di generator) dan pengembunan (di kondensor).

Siklus absorbsi juga menggunakan dua jenis zat yang umumnya berbeda, zat pertama disebut penyerap sedangkan yang kedua disebut refrigeran.  Selanjutnya, efek pendinginan yang terjadi merupakan akibat dari kombinasi proses pengembunan dan penguapan kedua zat pada kedua tingkat tekanan tersebut.  Proses yang terjadi di evaporator dan kondensor sama dengan pada siklus kompresi uap

1212

Kerja siklus secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Proses 1-2/1-3       : Larutan encer campuran zat penyerap dengan refrigeran (konsentrasi zat penyerap rendah) masuk ke generator pada tekanan tinggi. Di generator panas dari sumber bersuhu tinggi ditambahkan untuk menguapkan dan memisahkan refrigeran dari zat penyerap, sehingga terdapat uap refrigeran dan larutan pekat zat penyerap.  Larutan pekat campuran zat penyerap mengalir ke absorber dan uap refrigeran mengalir ke kondensor.

Proses 2-7              : Larutan pekat campuran zat penyerap dengan refrigeran (konsentrasi zat penyerap tinggi) kembali ke absorber melalui katup cekik.  Penggunaan katup cekik bertujuan untuk mempertahankan perbedaan tekanan antara generator dan absorber.

Proses 3-4              : Di kondensor, uap refrigeran bertekanan dan bersuhu tinggi diembunkan, panas dilepas ke lingkungan, dan terjadi perubahan fase refrigeran dari uap ke cair.  Dari kondensor dihasilkan refrigeran cair bertekanan tinggi dan bersuhu rendah.

Proses 4-5              : Tekanan tinggi refrigeran cair diturunkan dengan menggunakan katup cekik (katup ekspansi) dan dihasilkan refrigeran cair bertekanan dan bersuhu rendah yang selanjutnya dialirkan ke evaporator.

Proses 5-6              : Di evaporator, refrigeran cair mengambil panas dari lingkungan yang akan didinginkan dan menguap sehingga terjadi uap refrigeran bertekanan rendah.

Proses 6-8/7-8       : Uap refrigeran dari evaporator diserap oleh larutan pekat zat penyerap di absorber dan membentuk larutan encer zat penyerap.  Jika proses penyerapan tersebut terjadi secara adiabatik, terjadi peningkatan suhu campuran larutan yang pada gilirannya akan menyebabkan proses penyerapan uap terhenti.  Agar proses penyerapan berlangsung terus-menerus, absorber didinginkan dengan air yang mengambil dan melepaskan panas tersebut ke lingkungan.

Proses 8-1       : Pompa menerima larutan cair bertekanan rendah dari absorber, meningkatkan tekanannya, dan mengalirkannya ke generator sehingga proses berulang secara terus menerus

 

  • Komponen Mesin Pendingin
  1. Komponen Utama
  • Kompressor

Fungsi kompresor pada sistem pendinginan uap (vapor compression system) ada dua macam, yaitu untuk mengalirkan uap refrigeran yang mengandung sejumlah panas dari evaporator, mengkompres, dan “mendorongnya” ke kondensor serta untuk menaikan temperatur uap refrigeran sampai mencapai titik saturasinya (jenuh), titik tersebut lebih tinggi daripada temperatur medium pendinginnya.

kompresor

Kompresor mengambil uap panas pada temperatur rendah di dalam evaporator dan memompakannya ke tingkat temperatur yang lebih tinggi di dalam kondensor, oleh karena itu biasa juga kompresor itu disebut heat pump. Kompressor ini harus menjaga tekanan evaporator tetap rendah  agar refrigerant bisa menguap dan tekanan kondensor tetap.  Untuk melakukan tugas ini kepada kompressor kita berikan energi listrik yang akan diubahnya menjadi mekanik untuk melakukan kompresi.

  • Kondensor

Kondensor adalah komponen penukar panas yang berfungsi untuk mengkondensasikan gas refrigeran dari kompresor. Gas refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dari kompresor dialirkan ke kondensor selanjutnya phasa refrigeran berubah dari gas menjadi cair dengan cara membuang panas yang di bawa oleh refrigeran ke media pendingin kondensor.

kondensor

  • Katup Expansi

Fungsi dari katup expansi ada dua, yaitu (1) menurunkan refrigeran dari tekanan kondensor sampai tekanan evaporator dan (2) mengatur jumlah aliran refrigeran yang mengalir masuk ke evaporator.

Jumlah aliran refrigerant yang melewati expansion valve ditentukan oleh gerakan turun naik valve. Gerakan valve ini diatur oleh perbedaan  tekanan antara Pf (tekanan di dalam sensing tube) dan jumlah Ps (tekanan spring) dan Pe (tekanan di dalam evaporator). Pada beban pendinginan tinggi (suhu ruangan tinggi), tekanan gas keluaran evaporator tinggi, akibatnya suhu dan tekanan pada sensing tube juga tinggi. Selanjutnya akan menekan valve ke bawah sehingga valve terbuka lebar, jumlah aliran refrigerant besar. Sebaliknya saat beban pendinginan rendah, valve akan membuka sedikit sehing­ga aliran refrigerant akan kecil.

expansi valve

Pembukaan valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan Pf dari Heat sensitizing tube. Bila temperatur lubang keluar (out let) evaporator dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila temperatur lubang keluar (out let) evaporator menurun maka tekanan Pf < Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit.

Pada kondisi pengaturan yang ideal, sangat dipantangkan jika cairan referigeran dari evaporator sampai masuk ke kompressor. Hal ini bisa saja terjadi, misalnya, karena beban pendinginan berkurang, refrigeran yang menguap di evaporator akan berkurang. Jika pasokan refrigeran cair dari kondensor tetap mengalir maka hal ini akan memaksa cairan refrigeran masuk ke kompressor. Untuk menghindari hal inilah katup ekspansi difungsikan. Jika beban berkurang, maka pasokan refrigeran akan berkurang, sehingga menjamin hanya uap refrigeran yang masuk ke kompressor.

 

  • Evaporator

Evaporator adalah penukar kalor yang di dalamnya mengalir cairan refrigeran yang berfungsi sebagai penyerap panas dari produk yang didinginkannya sambil berubah phasa. Setelah refrigeran turun dari kondensor melalui katup expansi masuk ke evaporator dan diuapkan, dan dikirim ke kompressor. Pada prinsipnya evaporator hampir sama dengan kondensor, yaitu sama-sama APK yang fungsinya mengubah fasa refrigeran. Bedanya, jika pada kondensor refrigerant berubah dari uap menjadi cair, maka pada evaporator berubah dari cair menjadi uap. Perbedaan berikutnya adalah, sebagai siklus refrigerasi, pada evaporatorlah sebenarnya tujuan itu ingin dicapai. Artinya, jika kondensor fungsinya hanya membuang panas ke lingkungan, maka pada evaporator panas harus diserap untuk menyesuaikan dengan beban pendingin di ruangan.Temperatur refrigerant di dalam evaporator selalu lebih rendah daripada temperatur sekelilingnya, sehingga dengan demikian panas dapat mengalir ke refrigeran.

evaporator

 

  • Tangki penampung, fungsinya untuk menampung cairan bahan pendingin bertekanan tinggi dari kondensor.

 

tangki penampung

 

  • Saringan

Saringan untuk AC dibuat dari pipa tembaga berguna untuk menyaring kotoran-kotoran di dalam sistem, seperti potongan timah, lumpur, karat, dan kotoran lainnya agar tidak masuk ke dalam pipa kapiler atau kran ekspansi. Saringan harus menyaring semua kotoran di dalam sistem, tetapi tidak boleh menyebabkan penurunan tekanan atau membuat sistem menjadi buntu.

  • Pipa Kapiler

Pipa kapiler berguna untuk (1) menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir di dalam pipa tersebut, dan (2) mengontrol atau mengatur jumlah bahan pendingin cair yang mengalir dari sisi tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah.

  • Refrigeran

Refrigeran adalah bahan pendingin berupa fluida yang digunakan untuk menyerap panas melalui perubahan phasa cair ke gas (menguap) dan membuang panas melalui perubahan phasa gas ke cair (mengembun). Refrigeran yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :

  1. Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dalam semua keadaan.
  2. Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga bila bercampur dengan udara, minyak pelumas dan sebagainya.
  3. Tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada sistem refrigerasi dan air conditiioning.
  4. Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, tetapi tidak mempengaruhi atau merusak minyak pelumas tersebut.
  5. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai setiap kali di mampatkan, diembunkan dan diuapkan.
  6. Mempunyai titik didih yang rendah. Harus lebih rendah daripada suhu evaporator yang direncanakan.
  7. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah. Tekanan kondensasi yang tinggi memerlukan kompresor yang besar dan kuat, juga pipanya harus kuat dan kemungkinan bocor besar.
  8. Mempunyai tekanan penguapan yang sedikit lebih tinggi dari 1 atmosfir. Apabila terjadi kebocoran, udara luar tidak dapat masuk ke dalam sistem.
  9. Mempunyai kalor latyen uap yang besar, agar jumlah panas yang diambil oleh evaporator dari ruangan jadi besar.
  10. Apabila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat-alat yang sederhana.
  11. Harganya murah

Kelebihan amoniak adalah (1) mempunyai sifat termodinamika yang baik, (2) sangat efisien, (3) tidak korosif terhadap besi dan baja, (3) harganya murah, (4) dapat digunakan dalam sistem absorbs maupun kompresi. Sedangkan kerugiannya adalah (1) memerlukan tekanan sistem (uap panas), (2) korosif terhadap macam logam paduan, (3) efisiensi kurang karena adanya oferheating (kelebihan panas), (4) sangat berbahaya (beracun), (5) memiliki efektif terhadap bahan makanan, air, dan tumbuhan, serta (6) menyebabkan mual-mual bila tercium bau yang ditimbulkan oleh amoniak.

Amoniak (NH3) dalam tabung awalnya bertekanan standar (19 Psi), tekanan dalam tabung tidak boleh melebihi standar tekanannya karena akan menyebabkan kompresor cepat rusak.

Amoniak dialirkan ke tangki yang berada pada mesin kompresor, mengalir ke kondensor untuk diembunkan. Setelah membentuk cairan, amoniak mengalir ke receiver, sehingga amoniak berubah wujud menjadi cair di dalam receiver. Amoniak lalu mengalir ke piranti ekspansi, amoniak mengalami ekspansi dan berubah wujud menjadi uap basah yang bersuhu dan bertekanan rendah, dan mengalir ke evaporator yang merupakan pusat terjadinya proses pendinginan. Dari proses yang terjadi pada evaporator amoniak mengalami perubahan fase yakni dari cair menjadi uap. Uap yang dihasilkan dalam proses evaporasi kemudian dihisap oleh kompresor untuk dikompresi lagi menuju kondensor, akan tetapi tidak semua amoniak di dalam kompresor mengalami ekspansi karena di dalam kompresor sebagian kecil amoniak akan disalurkan ke tangki penuangan karena mengalami proses yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat dipakai lagi oleh sistem.

Sedangkan untuk mengganti amoniak yang telah berkurang dalam refrigerator, perlu dilakukan pengisian awal amoniak ke dalam kompresor, dan cara pengisiannya sama seperti pada saat awal pengisian amoniak, hanya saja perlu diperhatikan pada tekanan kompresor.

 

  1. Komponen Bantu
  • Oil Separator

Yaitu alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas dengan uap bahan pendingin bertekanan tinggi, alat ini ditempatkan pada saluran uap bahan pendingin bertekanan tinggi atau pada saluran kompresor sampai kondensor.

oli separator

  • Filter drier

Yaitu alat yang digunakan untuk mengeringkan cairan bahan pendingin dari kandungan air, alat ini dipasang pada saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi atau pada saluran antara tangki penampung sampai katup ekspansi. Di dalam filter drier terdapat bahan pengering dissicant, salah satu jenisnya adalah silica gel. Filter drier ini digunakan khusus untuk mesin pendingin dengan bahan pendingin halogen.

filter drier

  • Indikator

Yaitu alat yang digunakan untuk melihat ada tidaknya cairan bahan pendingin bertekanan tinggi yang mengalir ke katup ekspansi. Alat ini ditempatkan pada saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi atau antara tangki penampung sampai katup ekspansi dapat juga pada saluran setelah filter drier, oleh karena itu alat ini juga dapat untuk mendeteksi masih baik tidaknya filter drier.

indikator

  • Keran Selenoid

Yaitu alat yang digerakan dengan ada atau tidaknya aliran listrik. Keran ini pada umumnya dipasang pada saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi atau sebelum katup ekspansi dan selain itu dapat pula dipasang pada bagian mesin pendingin lainnya seperti saluran by pass, saluran unload, dll.

solenoid

  • Akumulator

Yaitu alat yang digunakan untuk memisahkan uap cairan bahan pendingin bertekanan rendah. Alat ini dipasang pada saluran uap bahan pendingin bertekanan randah atau pada saluran evaporator sampai kompresor, terutama pada mesin pendingin sistem evaporator kering.

akumulator

  1. Komponen Pengontrol
  • Alat Ukur (manometer tekanan tinggi, manometer tekanan rendah, manometer tekanan pelumasan, thermometer ruang pendingin, thermometer media pendingin kondensor)
  • Alat Pengaman
  1. Saklar tekanan rendah, merupakan saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan refrigerant dalam mesin pendingin bertekanan rendah. Saklar pada alat ini akan terbuka dan memutuskan aliran arus listrik secara otomatis apabila tekanan penghisapan kompresor lebih rendah dari batas tekanan yang telah diatur pada alat tersebut.saklar teg rendah
  2. Saklar tekanan tinggi, merupakan saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan refrigerant dalam mesin pendingin bertekanan tinggi. Saklar pada alat ini akan terbuka apabila tekanan pengeluaran kompresor lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan yang telah diatur pada alat tersebut. Saklar ini difungsikan secara manual dengan hand reset.saklar teg tinggi
  3. Saklar tekanan minyak pelumas, merupakan saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh tekanan minyak pelumas kompresor.                                                       saklar tekan minyak pelumas
  4. Saklar temperature, (thermostat), kerjanya dipengaruhi oleh temperature ruang pendingin. Saklar ini akan terbuka jika temperature pada ruang pendingin telah mencapai batas temperature yang telah diatur dan akan tertutup secara otomatis apabila temperature ruang pendingin naik kembali.

          thermostat

  • Penerapan Mesin Pendingin
  1. Mesin Pendingin pada Mobil

Pada waktu turun hujan atau udara yang terlalu lembab akan menimbulkan kondensasi pada kaca-kaca mobil yang menghalangi pandangan.

Dengan menghidupkan sistem AC, kondensasi itu segera dapat dihilangkan,karena udara yang keluar pada sistem AC cukup kering, dan udara lembab cepat akan dihilangkan.

Udara kotor dari luar juga dibersihkan oleh evaporator, karena sebelum udara kotor masuk ke dalam ruang terlebih dulu disaring oleh evaporator.

Agar pendinginan lebih merata maka saluran-saluran udara dingin dibuat lebih banyak dan sirkulasinya diarahkan ke atas, karena sifat udara dingin akan turun dengan sendirinya. Hal ini akan terbalik kalau menggunakan sistem pemanas.

Pada bagian samping dekat kaca belakang dibuat ventilasi ke luar udara dari dalam ruangan, hal ini juga dimaksudkan agar sirkulasi udara terjadi dengan baik pada bagian ruangan dekat kaca belakang.

Komponen AC Pada Mobil

 

  • Kompresor

 Fungsi kompresor pada sistem AC adalah :

Memberi tekanan pada zat pendingin, agar mengalir (bersirkulasi) dalam sistem.

Secara garis besar kompresor ada dua jenis yaitu  :

  1. Kompresor torak
  2. Kompresor rotari

Untuk menggerakkan kompresor dipakai tenaga motor dari mobil itu sendiri atau memakai motor penggerak tersendiri

Untitled 

  1. Kondensor

Fungsi kondensor  mendinginkan zat pendingin yang telah diberi tekanan oleh kompresor.

Zat pendingin yang bertekanan tinggi dari kompresor suhunya panas melalui kondensor panas itu dihilangkan (diperkecil) dan zat pendingin berubah bentuk menjadi cair.

  Untitled         Untitled

  • Filter

Uap air adalah gangguan yang paling utama dalam sistem AC, karena uap air menyebabkan terjadi pembekuan (es) pada saluran-saluran dalam sistem, terutama pada katub ekspansi mengakibatkan sistem AC tidak berfungsi dengan baik.

Untuk menyerap uap air dan kotoran kecil pada sistem digunakan saringan / filter

Untitled

  1. Katup Ekspansi

Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari kondensor, saringan harus diturunkan supaya zat pendingin menguap, dengan demikian penyerapan panas dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan sempurna sebelum keluar evaporator.

Untuk itulah pada saluran masuk evaporator dipasang katub ekspansi.

Untitled

Bekerjanya katup ekspansidiatur sedemikian rupa agar membuka dan menutupnya katup sesuai dengan temperatur evaporatur atau tekanan di dalam sistem. konstruksi & cara kerja

  • Kontrol temperatur tetap seperti sebelumnya, tekanan di atas membran tergantung dari suhu pipa keluar evaporator.
  • Pada waktu tekanan pipa keluar evaporator turun, tekanan di atas membran akan mendorong batang dan katup sampai membuka saluran.

Zat pendingin mengalir ke evaporator.

  • Bila tekanan evaporator naik, Pe juga naik, Pt turun (lihat persamaan), Pp akan mendorong katup ke atas kembali sampai menutup Zat pendingin tidak mengalir ke evaporator —– Suhu evaporator naik kembali dan tekanannya akan turun katup akan bekerja seperti semula, demikian seterusnya.

Kesimpulan  : Katub membuka dan menutup sesuai/tergantung dari suhu dan

tekanan pada pipa keluar evaporator.

Apakah akibatnya saluran keluar evaporator tertutup  ?

Katup akan selalu membuka karena tekanan diatas membran selalu lebih besar dari tekanan pegas

Pada waktu AC tidak dipakai katup juga akan tetap membuka

 

  • Evaporator

Untitled

Evaporator dan Blower terpasang pada kendaraan

Pada evaporator zat pendingin akan mengambil panas dan berubah bentuk menjadi gas.

Supaya pengambilan panas pada evaporator dapat berlangsung sempurna, maka evaporator dilengkapi dengan motor blower yang juga berfungsi untuk menghembuskan udara dingin ke dalam ruang kendaraan.

Evaporator bentuk universal lengkap dengan Blower dan motornya

Untitled

  1. Zat pendingin
  • Saat ini zat pendingin yang dipakai pada AC mobil adalah Freon (CF2 Cl2)  dengan nomor kode  R – 12

R  =  Refrigerant

 

Untitled

Refrigerant R-12

Untitled

Cara Kerja Sistem AC Pada Mobil

sistem ac

  1. Zat pendingin bertekanan tinggi dari kompresor berupa gas
  2. Zat pendingin yang sudah didinginkan oleh kondensor berubah bentuk dari gas menjadi cair
  3. Zat pendingin yang telah diturunkan tekanannya oleh katup ekspansi, berubah bentuk menjadi uap
  4. Zat pendingin telah menyerap panas pada evaporator berubah bentuk menjadi gas
  5. Zat pendingin yang berbentuk gas diberi tekanan oleh kompresor (1) sehingga beredar dalam sistem AC, karena adanya tekanan maka zat pendingin menjadi panas.
  6. Kondensor (2) akan mendinginkan zat pendingin tersebut (kondensasi), sementara tekanan zat pendingin masih tetap tinggi dan berubah bentuk menjadi cair.
  7. Saringan / filter (3) akan mengisap uap air dan menyaring kotoran dalam zat pendingin agar tidak beredar pada sistem.
  8. Tekanan zat pendingin pada sistem akan diturunkan oleh katup ekspansi (4) berubah bentuk dari cair menjadi uap.
  9. Evaporator akan mengambil panas di sekelilingnya, menyebabkan zat pendingin menguap menjadi gas dan kembali ke kompresor.
  10. Proses ini berlanjut seperti semula.

 

Kesimpulan : – Penurunan tekanan akan mempercepat proses penguapan

– Penguapan akan menyebabkan penyerapan panas

 

  • Contoh Soal Mesin Pendingin

 

  1. Suatu mesin pendingin jenis absorbsi air-LiBr bekerja dengan suhu di generator 100 °C, kondensor 40 °C, evaporator 10 °C, dan absorber 30 °C.  Kapasitas pompa adalah 0,6 kg/det.

Tentukan :
a. laju aliran refrigeran (air) yang melalui kondensor dan evaporator

  1. energi masuk/keluar pada generator, kondensor, evaporator, dan absorber.
  2. COP sistem.

Jawab :
a.  Keadaan jenuh air murni terjadi di kondensor dan evaporator, sehingga  dengan memasukkan suhu-suhu yang diketahui ke gambar 6-5, diperoleh tekanan uap jenuh di :       

 

kondensor (Tk = 40 °C) = 7,38 kPa
evaporator (Te = 10 °C) = 1,23 kPa
Uap jenuh di kondensor keluar dari generator pada suhu 100 °C, sehingga konsentrasi LiBr yang terkandung pada uap air setelah keluar dari generator adalah perpotongan antara suhu larutan 100 °C dengan suhu jenuh 40 °C, yaitu 66,4 %.

 

Uap jenuh dari evaporator masuk ke absorber yang berada pada suhu 30 °C, sehingga meninggalkan absorber dengan konsentrasi LiBr (dengan cara yang sama) sebesar 50 %.  Dengan demikian, keseimbangan massa di generator, dapat dituliskan :

 

Keseimbangan laju massa total :    m2 + m4 = m1 = mc = 0,6
Keseimbangan LiBr :                     m1x1 = m2x2
0,6(0,50) = m2 (0,664)
m2 = m3 = ma = 0,452 kg/det dan
m4 = mr = 0,148 kg/det

 

Sehingga, laju aliran massa refrigeran yang melalui kondensor dan evaporator adalah m4 = m5 = m6 = m7 = mr = 0,148 kg/det, sedangkan laju aliran massa penyerap adalah m2 = m3 = ma = 0,452 kg/det, dan mc = 0,6 kg/det.

 

  1.      Entalpi larutan dapat dibaca dari gambar 6-6, yaitu :
    h1 = h8 = (pada T = 30 °C dan x1 = 0,50) = -168 kJ/kg
    h2 = h3 = (pada T = 100°C dan x2 = 0,664) = -52 kJ/kg

 

Entalpi air dan uap air pada keadaan jenuh dapat dibaca dari Tabel Uap pada Lampiran, yaitu :
h4 (uap jenuh pada T = 100 °C) = 2676,0 kJ/kg
h5 = h6 = (cair jenuh pada T = 40 °C) = 167,5 kJ/kg
h7 (uap jenuh pada T = 10 °C) = 2520,0 kJ/kg

 

Sehingga laju pertukaran energi yang terjadi adalah :
qg = m2h2 + m4h4 – m1h1 = 0,452(-52) + 0,148(2676,0) – 0,6(-168)

= 473,3 kJ
qk = mr(h4 – h5) = 0,148(2676,0 – 167,5) = 371,2 kJ
qa = mrh7 + mah3 – mch8 = 0,148(2520,0) + 0,452(-52) – 0,6(-168)

= 450,3 kJ/kg
qe = mr(h7 – h6) = 0,148(2520,0 – 167,5) = 348,2 kJ/kg

 

  1.       COP = qe / qg = (348,2) / (473,3) = 0,736
    COP ideal sistem dapat dihitung dengan menggunakan Ta rata-rata = (30+40)/2 = 35 °C, yaitu :

cop

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Mesin Pendingin merupakan sebuah alat siklus yang prinsip kerjanya hampir sama dengan pompa kalor yang menggunakan fluida kerja berupa refrigeran.

Daur refrigerasi yang dipakai dalam siklus adalah tipe kompresi uap yang menggunakan freon 22 (R22) sebagai refrigeran. Dan komponen utamanya adalah kompresor, kondensor, pipa kapiler dan evaporator.

Siklus kompresi uap dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: entalpi, kapasitas kompresor, laju aliran masa refrigeran dan laju kalor pendingin.

Laju aliran massa refrigeran ditentukan oleh daya listrik, dimana daya listrik tersebut besarnya sama dengan kapasitas kompresor. Semakin besar daya listrik semakin besar pula laju aliran massa refrigerannya.

Kapasitas kondensor dan kapasitas laju lairan kalor pendingin (kapasitas evaporator) ditentukan oleh laju aliran massa refrigeran. Semakin besar laju aliran massa refrigeran maka semakin besar pula kapasitas kondensor dan evaporator.

COP merupakan hasil bagi antara perubahan entalpi di evaporator dengan perubahan entalpi di kompresor. COP akan semakin besar jika perubahan entalpi di evaporator semakin besar.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Berman, E.T. 2013. Modul PLPG : Teknik Pendingin. Jakarta : Konsorsium Sertifikasi Guru.

Dirja. 2004. Dasar-Dasar Mesin Pendingin. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Martiningsih, A. 2013. Mesin Konversi Energi I. Malang : Universitas Negeri Malang.

Youtube. 2014. Sistem Kerja AC.  (www.youtube.com). Diakses 17 Maret 2014.

Youtube. 2014. Sistem Kerja Kulkas.  (www.youtube.com). Diakses 17 Maret 2014

Youtube. 2014. Siklus Refrigerator.  (www.youtube.com). Diakses 17 Maret 2014

 

LAMPIRAN

  1. Tabel Uap

TABEL UAP

 

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya


Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

Klasifikasi

Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut:• Pasangan:

  • Pasangan dalam
  • Pasanga luar

• PendinginanMenurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut: (lihat Tabel 1)

• Fungsi/Pemakaian

  • Transformator mesin
  • Transformator Gardu Induk
  • Transformato

r Distribusi • Kapasitas dan TeganganUntuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi: Trafo besar, Trafo sedang, Trafo kecil.

Cara Kerja dan Fungsi Tiap-tiap Bagian

Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-masing:• Bagian utama

– Inti besi

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.

– Kumparan trafo

Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.

Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

– Kumparan tertier

Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.

– Minyak trafo

Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • kekuatan isolasi tinggi
  • penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
  • viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
  • titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
  • tidak merusak bahan isolasi padat
  • sifat kimia y

ang stabil.- Bushing

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut denga tangki trafo.

– Tangki dan Konservator

Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

• Peralatan Bantu

– Pendingin

Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo.

Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara :

  • Alamiah (natural)
  • Tekanan/paksaan (forced).

Macam-macam dan sistem pendingin trafo berdasarkan media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 1.- Tap Changer (perubah tap)

Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.

– Alat pernapasan

Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.

Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.

– Indikator

Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo sebagai berikut:

  • indikator suhu minyak
  • indikator permukaan minyak
  • indikator sistem pendingin
  • indikator kedudukan tap
  • dan sebagainya.

• Peralatan Proteksi- Rele Bucholz

Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas.

Gas yang timbul diakibatkan oleh:

a. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
b. Hubung singkat antar phasa
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah
d. Busur api listrik antar laminasi
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

– Pengaman tekanan lebih

Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kakuatan tangi trafo.

– Rele tekanan lebih

Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.

– Rele Diferensial

Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.

– Rele Arus lebih

Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.

– Rele Tangki tanah

Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.

– Rele Hubung tanah

Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.

– Rele Termis

Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.

Pengujian Transformator

Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :- Pengujian Rutin

Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi:

  • pengujian tahanan isolasi
  • pengujian tahanan kumparan
  • pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group
  • pengujian rugi besi dan arus beban kosong
  • pengujian rugi tembaga dan impedansi
  • pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
  • pengujian tegangan induksi (Induce Test).

– Pengujian jenisPengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi:

  • pengujian kenaikan suhu
  • pengujian impedansi

– Pengujian khususPengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :

  • pengujian dielektrik
  • pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
  • pengujian hubung singkat
  • pengujian harmonik pada arus beban kosong
  • pengujian tingkat bunyi akuistik
  • pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.

• Pengujian Rutin- Pengukuran tahanan isolasi

Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:

  • sisi HV – LV
  • sisi HV – Ground
  • sisi LV- Groud
  • X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
  • X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.- Pengukuran tahanan kumparan

Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.

Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga trafo.

Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran kecil.

Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 ohm adalah Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double Bridge.

Pengukuran dilakukan pada setiap fasa trafo, yaitu antara terminal:

Untuk terminal tegangan tinggi:

a. Trafo 3 fasa

      – fasa A – fasa B
      – fasa B – fasa C
    – fasa C – fasa A

b. Trafi 1 fasa

      – terminal H1-H2 untuk trafo double bushing
    – terminal H1-Ground untuk trafo single bushing

Untuk sisi tegangan rendaha. Trafo 3 fasa

      – fasa a – fasa b
      – fasa b – fasa c
    – fasa c – fasa a

b. Trafo 1 fasa- terminal X1-X4 dengan X2-X3 dihubung singkat.

Pengukuran dengan Wheatstone bridge digunakan untuk tahanan di atas 1 ohm. Rangkaian pengukuran dapat dilihat pada Gambar 1. Pada keadaan seimbang berlaku rumus:

Rx adalah hagra tahanan belitan yang diukur = factor pengali. Pengukuran dengan Precition double bridge digunakan untuk tahanan yang lebih kecil dar 1 ohm. Rangkaian pengukuran seperti Gambar 2. Tahanan yang diukur Rx dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

– Pengukuran perbandingan belitan

Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang dikehendaki. toleransi yang diijinkan adalah:

a. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.

Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu setelah coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap trafo telah terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group trafo.

Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR), misalnya merk Jemes G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 550100-47.

– Pemeriksaan Vector Group

Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal trafo positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai adalah ADDITIVE dan SUBTRACTIVE.

– Pengukuran rugi dan arus beban kosong

Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.

– Pengukuran rugi tembaga dan impedansi

Pengukuran ini bertujuan untum mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat trafo beroperasi akibat dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo yang digunakan.

Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan pada sisi yang lain dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga arus nominal pada sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.

Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada waktu pengukuran tahanan belitan (R), Wcu dan Iz dilakukan pada saat suhu rendah (udara sekitar (t)), maka Wcu dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan 75ºC, dimana factor koreksi (a) adalah :

– Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki.

Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan dilakukan pada:

      – sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan
      – sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan.
    – waktu pengujian 60 detik.

– Pengujian tegangan induksiPengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan trafo. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka frekwensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada besarnya frekwensi pengujian berdasarkan rumus:

waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.

– Pengujian kebocoran tangki

Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen trafo terpasang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las trafo. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.

• Pengujian Jenis (Type Test)

– Pengujian kenaikan suhu

Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan trafo yang disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani. Pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup effisien atau belum.

Pada trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal.

Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong.

Suhu kumparan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

t adalah suhu sekitar pada saat akhir pengujian.

– Pengujian tegangan impulse

Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem isolasi trafo terhadap tegangan surja petir.

Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :

      – antar lilitan trafo
      – antar layer trafo
    – antara coil denga ground.

– Pengujian tegangan tembus oliPengujian tegangan tembus oli dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari trafo, oli juga berfungsi sebagai isolasi.

Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 – 1 : 1982, IEC 158 dan IEC 296 yaitu:

– > = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
– > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying

Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type EP600CD. Cara pengujian:

– bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai bersih.
– ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan sample oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sanga sensitive.
– tempatkan sample oli padaalat tetes.
– nyalakan power alat tetes.
– tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula.
– hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali dengan selang waktu 2 menit.

Kesimpulan

  1. Kelayakan operasi dari suatu transformator daya dapat ditetapkan setelah melalui tahapan-tahapan pengujian berdasarkan standar yang berlaku.
  2. Ketelitian dari proses pengujian transformator daya sangan dipengaruhi oleh temperatur ruang serta ketepatan waktu pelaksanaannya.
  3. Keandalan transformator selama masa operasi, sangat ditentukan oleh cara pemeliharaannya, sehingga jadwal waktu pemeliharaan perlu dikaji lebih lanjut. q

Daftar Pustaka

  1. IEC 156/1963 “ Method for the determination of electric strength of insulating oils” 1963
  2. IEC 76/1976 “Power Transformer” 1976.
  3. P.T. Bambang Djaya “ Methode Pengujian Transformator Distribusi” P.T. Bambang Djaya, Surabaya 1995.
  4. P.T. PLN “ Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan untuk Transformator Tenagan” Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta 1981.
  5. SPLN 17 : 1979 “Pedoman Pembebanan Transformator Terendam Minyak” Jakarta, 1979.
  6. SPLN 50 – 1982 “Pengujian Transformator” Jakarta, 1982.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

 

I. PERATURAN UMUM PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1.01.  Peraturan Pemasangan

Pemasangan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi

peraturan-peraturan sebagai berikut :

a.  Peraturan bangunan dan instalasi bangunan gedung yang dinyatakan berlaku secara nasional.

b.  Peraturan Daerah yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh terhadap pengoperasionalan jenis instalasi yang dirancang.

c.  PUIL dan Standard Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

d.  Standard Acuan yang dikeluarkan pabrik pembuat peralatan atau komponen lnstalasi yang digunakan.

 

1.02.  Gambar-gambar

a.  Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

b.  Gambar-gambar system menunjukan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan juga mempertimbangkan kemudahan perawatan/perbaikan-perbaikan jika dikemudian hari diperlukan.

c.  Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

d.  Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada Direksi/Manajemen Konstruksi (MK) untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

e.  Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang disertai dengan operating dan maintenance instruction serta harus diserahkan kepada Direksi/MK pada saat penyerahan pertama.

1.03.  Koordinasi

a.  Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi/pekerjaan lainnya, agar selluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

b.  Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan pekerjaan yang lain.

c.  Apabila pelaksanaan instalai ini menghalangi instalasi yang lain maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.

 

1.04.  Pelaksanaan Pemasangan

a.  Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK untuk disetujui.

b.  Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi direksi/MK. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab pemborong.

 

1.05.  Testing dan Commissioning

a.  Sebelum testing dan commissioning dilaksanakan, Pemborong wajib mengajukan terlebih dahulu program testing dan commissioning.

b.  Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Direksi/MK untuk mengetahui apakan keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

c.  Termasuk kedalam lengkup pekerjaan testing komisioning ini adalah pengetesan tahanan insulasi kabel (meger kabel) balancing pembebanan dari tiap panel, terutama PUTR, dan pengukuran tahanan untuk pentanahan.

d.  Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab pemborong.

 

1.06.  Masa Pemeliharaan dan Serah Terima

a.  Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.

b.  Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama.

c.  Selama masa pemeliharaan ini, pemborong instalasi diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

d.  Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

e.  Selama masa pemeliharaan, apabila Pembarong instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Direksi/MK atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Direksi/MK berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya dari Pemborong Instalasi ini.

f.   Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali system instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.

g.  Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pemborong dan Direksi/MK serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Instansi yang berwenang jika diperlukan.

h.  Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :

1)  Berita Acara Serah Terima Kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam  keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi/MK.

2) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian Instalasi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang (jika diperlukan), hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instalasi yang bersangkutan.

3) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance manual rangkap 3(tiga) termasuk 1(satu) set asli telah diserahkan kepada Direksi/MK.

 

1.07. Laporan-Laporan

a. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan

yang memberikan gambaran mengenai :

  • Kegiatan fisik
  • Catatan dan perintah Direksi/MK yang disampaikan secara

lisan maupun secara tertulis.

•     Jumlah material masuk/ditolak

  •  Jumlah tenaga kerja

•     Keadaan cuaca

•     Pekerjaan tambah/kurang.

b. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi/Mk dalam rangkap 3(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :

• Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dari instalasi

• Hasil pengetesan peralatan

• Hasil mengetesan kabel

• Hasil pengetesan pentananan (grounding)

• Dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Direksi/MK.

 

1.08. Penanggung Jawab Pelaksanaan

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang diberikan oleh Pihak Direksi/MK. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak Direksi/MK.

 

1.09. Penambahan/Pengurangan/Perubahan instalasi

a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan Direksi/MK.

b. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Direksi/MK dalam rangkap 3(tiga).

c. Perubahan material dan lain-lainnya harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi/MK, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi/MK secara tertulis.

 

1.10. Ijin-ijin

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukan menjadi tanggung jawab Pemborong.

 

1.11. Pembobokan, Pengelasan dan pengeboran

a. Pembobokan tembok, lantai/dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.

b. Pembobokan/Pengelasan/pengeboran hanya dapatdilaksanakan apabila ada persetujuan dari Pihak Direksi/MK secara tertulis.

 

1.12. Pemeriksaan Rutin dan Khusus

a. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong Instalasi secara periodic dan tidak kurang dari tiap dua minggu.

b. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini apabila ada permintaan dari pihak Direksi/MK/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

 

1.13. Rapat Lapangan

Wakil Pemborong harus selalu hadir dalam setia rapat proyek yang diatur oleh Pemberi Tugas/Direksi/MK.

PERHITUNGAN JUMLAH TITIK PENERANGAN TIAP RUANG

  • Penerangan Offices
Macam ruangan Offices, langit-langit terang, dinding medium terang
Macam kerja Aktivitas ringan, baca, menerima tamu
Kebutuhan penerangan Tinggi
Penerangan rata-rata yang dibutuhkan, Em 400 Lux
Type penerangan yang paling tepat Penerangan umum dengan lampu fluoresecent, fitting pada langit-langit dengan reflector, distribusi cahaya cenderung ke langsung dengan efisiensi kerja fitting η LB=0,80
Ukuran ruangan Panjang a= 4,5 m, lebar b = 4,5 m, tinggi H = 3,5 m, tinggi fitting diatas bidang kerja h = 2,65 m
Indeks ruangan
Faktor utilisasi ruangan η R = 0,51 untuk indeks ruangan k = 0,8
Faktor utilisasi η B = η R . η LB , η B = 0,51 . 0,80 = 0,408
Faktor reduksi D = 0,8
Fluks cahaya dari lampu Φ L = 4800 lm untuk Phillips TL 65 W
Jumlah lampu n= 1,25.Em.A/ϕL.0,408.0,8
n= 1,25.400.20,25/4800.0,408.0,8=6,46 ≈6
Perhitungan kuat penerangan rata – rata dalam ruangan Em= (∅L.n.0,408.0,8)/1,25.A
Em= 4800.6.0,408.0,8/1,25.20,25=371,37 lx
  • Penerangan Laboratorium
Macam ruangan Ruang Laboratorium, langit-langit terang, dinding terang
Macam kerja Aktivitas tinggi, baca, mengamati objek,kerja ringan
Kebutuhan penerangan Tinggi
Penerangan rata-rata yang dibutuhkan, Em 600 Lux
Type penerangan yang paling tepat Penerangan umum dengan lampu fluoresecent, fitting pada langit-langit dengan reflector, distribusi cahaya cenderung ke langsung dengan efisiensi kerja fitting η LB=0.80
Ukuran ruangan Panjang a= 5 m, lebar b = 3 m, tinggi H = 3,5 m, tinggi fitting diatas bidang kerja h = 2.65 m
Indeks ruangan
Faktor utilisasi ruangan η R = 0,51 untuk indeks ruangan k = 0,8
Faktor utilisasi η B = η R . η LB , η B = 0,51 . 0,80 = 0,408
Faktor reduksi D = 0,8
Fluks cahaya dari lampu Φ L = 4800 lm untuk TL 65 W
Jumlah lampu n= 1,25.Em.A/ϕL.0,408.0,8
n= 1,25.120.17,5/4800.0,408.0,8=1,67 ≈2
Perhitungan kuat penerangan rata – rata dalam ruangan Em= (∅L.n.0,408.0,8)/1,25.A
Em= 4800.2.0,408.0,8/1,25.17,5=143,24 lx
  • Penerangan Ruang Makan
Macam ruangan Ruang makan, langit-langit terang, dinding medium terang
Macam kerja Aktivitas ringan, baca, makan
Kebutuhan penerangan Menengah
Penerangan rata-rata yang dibutuhkan, Em 120 Lux
Type penerangan yang paling tepat Penerangan umum dengan lampu fluoresecent, fitting pada langit-langit dengan reflector, distribusi cahaya cenderung ke langsung dengan efisiensi kerja fitting η LB=0.80
Ukuran ruangan Panjang a= 5 m, lebar b = 3,5 m, tinggi H = 3,5 m, tinggi fitting diatas bidang kerja h = 2,65 m
Indeks ruangan
Faktor utilisasi ruangan η R = 0,51 untuk indeks ruangan k = 0,8
Faktor utilisasi η B = η R . η LB , η B = 0,51 . 0,80 = 0,408
Faktor reduksi D = 0,8
Fluks cahaya dari lampu Φ L = 4800 lm untuk TL 65 W
Jumlah lampu n= 1,25.Em.A/ϕL.0,408.0,8
n= 1,25.120.17,5/4800.0,408.0,8=1,67 ≈2
Perhitungan kuat penerangan rata – rata dalam ruangan Em= (∅L.n.0,408.0,8)/1,25.A
Em= 4800.2.0,408.0,8/1,25.17,5=143,24 lx
  • Penerangan Ruang Keluarga
Macam ruangan Ruang keluarga, langit-langit terang, dinding medium terang
Macam kerja Aktivitas ringan, baca, menerima tamu
Kebutuhan penerangan Menengah
Penerangan rata-rata yang dibutuhkan, Em 120 Lux
Type penerangan yang paling tepat Penerangan umum dengan lampu fluoresecent, fitting pada langit-langit dengan reflector, distribusi cahaya cenderung ke langsung dengan efisiensi kerja fitting η LB=0.80
Ukuran ruangan Panjang a= 5 m, lebar b = 3 m, tinggi H = 3., m, tinggi fitting diatas bidang kerja h = 2.65 m
Indeks ruangan
Faktor utilisasi ruangan η R = 0,51 untuk indeks ruangan k = 0,8
Faktor utilisasi η B = η R . η LB , η B = 0,51 . 0,80 = 0,408
Faktor reduksi D = 0,8
Fluks cahaya dari lampu Φ L = 4800 lm untuk TL 65 W
Jumlah lampu n= 1,25.Em.A/ϕL.0,408.0,8
n= 1,25.120.17,5/4800.0,408.0,8=1,67 ≈2
Perhitungan kuat penerangan rata – rata dalam ruangan Em= (∅L.n.0,408.0,8)/1,25.A
Em= 4800.2.0,408.0,8/1,25.17,5=143,24 lx

LINTANG TIMUR CONSULTING

Jalan Prof Sudarto,SH Tembalang SEMARANG

 

Nomor             : 001/SP/J/P4/V/2012                                               Semarang

Lampiran         : 1 (satu) berkas

Perihal             : Penawaran Pengiriman dan Instalasi Transformator Kompleks Permukiman

 

Kepada:

Yth. Arsitek Poly Perkasa Engineering

Jalan Prof Sudarto,SH Tembalang

Semarang

SURAT PENAWARAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama                           : Agus Tobing

Alamat                         : Jl. Tlogosari 14, Tembalang, Semarang

Jabatan                        : Konsultan Instalasi Listrik

Nama Perusahaan     : PT. Lintang Timur Consulting

NPWP                        : 1314.071.0-24

Akte Notaris                : Agus Tobing, S.H

Nomor/Tanggal Akte   : No 131 / 11 Maret 2002

Dengan ini menyatakan          :

  1. Akan tunduk pada
  2. Sanggup dan bersedia nelaksanakan pekerjaan termasuk penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan:

Pekerjaan         : Pemasangan instalasi 10 unit rumah.

Lokasi             : Jl. Bukit Wahid Boulevard, Gedongsongo Raya, Semarang.

Pada proyek    : Real Estate Bukit Wahid Regency.

Berdasarkan dokumen pelelangan dan penjelasan pekerjaan tersebut yang dilaksanakan di kantor PT. Sakti Semesta, Jl. Sumatra 36, Semarang.

Pada hari/tanggal                    : Kamis, 03 Mei 2012

Dengan harga borongan          : Rp. 35.550.000,00

Terbilang                            : Tiga puluh lima juta lima ratus lima puluh lima ribu rupiah.

  1. Telah menyerahkan jaminan penawaran pada proyek tersebut diatas sebesar Rp. 1.777.500,00
  2. Surat Penawaran ini berlaku dan mengikat selama 1 bulan terhitung sejak tanggal pemasukan penawaran.
  3. Bersedia dan sanggup menyelesaikan pekerjaan ini, serta melakukan penyerahan pertama pekerjaan selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2012.

 

 

Semarang, 03 Mei 2012

Tobing Wibawa

 

No

Nama Material

Banyak

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1

 

Komponen Dudukan Trafo

 

  1. Dudukan Tiang

–    Penjepit Tiang

–    Cross Arm Tipe 750 UNP 8

–    Double Collar Band + Baut

–    Double Arm Bolt & Nut M. 16×400

 

  1. Dudukan Trafo

–    Cross Arm Tipe 2500 U-NP

–    Cross Arm Tipe 900 U-NP 8t = 4 mm

–    Bolt & Nut 16×50

–    Arm Tie Band 9” + Baut

–    Besi Siku 50x4x1000/LNP. 5

–    Double Arm Bolt & Nut M. 16×400

–    Bolt & Nut 16×75

 

4 buah

2 buah

4 buah

4 buah

2 buah

4 buah

12 buah

2 buah

4 buah

2 buah

8 buah

1000 / 1m

1750 / 1m

1500 / 1 m

525/1 buah

250/1 buah

3000

3045

1500

1500

1500

100.000,00

1.575.000,00

600.000,00

250.000,00

125.000,00

390.000,00

182.700

1.035.000

892.500

375.000

2

 

Komponen Dudukan PHB-TR

 

–          Cross Arm Tipe 2500 U-NP 8

–          Klem Beugel U 11” (6×36)  t=4 mm

–          Bolt & Nut M 16×50

2 buah

2 buah

8 buah

 

5250

6600

6900

 

262.500

66.000

69.000

 

 

3

Komponen Pembumian dan Kelengkapan Lain

 

  1. Tanda Bahaya

–    Stainless Steel Strip @0,6 m

–    Plat Tanda Bahaya

–    Bolt & Nut M 16×50

 

  1. Grounding

–    Pipa Air Galvanis ¼” – 6m

–    Stainless Strip @ 7,5 m

–    Stoping Buckle

–    Link

10 orang

2 buah

2 meter

1 buah

2 buah

1 buah

6 meter

4 buah

2 buah

Rp.32.250,00 x 60 hari

9.675.000

24.967.700

4

Biaya tak terduga

2.496.770

5

Keuntungan

 

2.746.447

 

 

Contoh Soal Mesin Listrik

Efesiensi= (Daya keluaran (output))/(Daya masukan (input))×100% 1 hp=33.000 lb-ft=746 watt

Effisiensi generator
Efesiensi=(Watt keluaran )/(Watt keluaran+watt rugi-rugi)×100%
Efesiensi=(Watt Masukkan-watt rugi-rugi)/(Watt masukkan)×100%
Efesiensi=[1-(watt rugi-rugi)/(Watt masukkan)]×100%

Contoh soal 1
Generator arus searah kompon rata 10 Kw, 250 volt, rangkaian ekivalennya berupa kompon panjang mempunyai resistans medan shunt sebesar 125 ohm, resistans rangakaian jangkar 0,4, resistans medan seri 0,05 ohm, rugi – rugi beban sasar 540 watt, rugi tegangan pada sikat waktu beban penuh sebesar 2 volt, hitung efisiensinya.

Penyelesaian:
Arus beban penuh
(I_FL )=10.000/250=40 Amper
Arus pada medan shunt
=250/125=2 Amper
Arus pada jangkar
=40+2=42 Amper

Rugi – rugi daya :
Daya sasar 540 watt
Jangkar (42)^2×0,4 705 watt
Medan seri 〖42〗^2×0,05 88 watt
Medan shunt 250 x 2 500 watt
Kontak sikat 2 x 42 82 watt
Rugi – rugi daya total 1.917 watt
Efesiensi=[1-1,917/(10.000+1.917)]×100% =83,9 %

Contoh soal 2
Motor arus searah 15 hp mempunyai rugi – rugi total sebesar 1.310 watt waktu bekerja dengan beban penuh. Hitung efisiensinya.

Penyelesaian :
Efesiensi=[1-(watt rugi-rugi)/(Watt masukkan)]×100%
=[1-(watt rugi-rugi)/(watt keluaran+watt rugi-rugi )]×100%
=[1-1310/((15×746)+1310)]×100%
=89,5 %

Contoh soal 3
Motor arus searah dhunt 230 volt mempunyai resistans jankar 0,5 ohm dan resistens medan shunt 115 ohm.
Pada waktu beban nol kecepatannya 1200 rpm dan arus jangkar 2,5 amper. Pada wakru beban penuh kecepatannya turun menjadi 1120 rpm.
Hitung:
Arus jala – jala pada waktu beban penuh.
Daya input waktu beban penuh,
Regulasi kecepatannya.

Penyelesaian :

N_NL=1200 rpm; E_b=V_t-I_a R_a-∆V_si
=230-(2,5×0,5)
=228,75 volt
N_NL=1120 rpm; E_b=230-〖(I〗_a×0,5)
N_FL/N_NL =E_b/E_b0 →1120/1200=(230-(I_a-0,5))/228,75
→I_a=33 Amper
I_sh=230/115=2 amper;I=33+2=35 Amper

Arus jala – jala pada waktu beban penuh = 35 amper

Daya input waktu beban penuh = 230 x 35 = 8,05 Kw

Regulasi
=(N_NL-N_FL)/N_FL ×100%
=(1200-1120)/1120×100=7,14 %

Contoh soal 4
Suatu motor shunt, daya keluar = 6912 watt, tegangan terminal = 230 Volt, tahanan jangkar dan tahanan medannya masing – masing adalah 0,5 ohm dan 120 ohm, efisiensi = 0,90, putaran = 600 rpm.
Tentukan besarnya tahanan mula yang di perlukan, jika di kehendaki arus jangkar yang mengalir pada saat start sama dengan arus beban penuhnya.
Setelah motor berputar, tahanan mula dihilangkan dan disisipkan tahanan yang dipasngkan seri dengan tahanan jangkar sebesar 2,5 ohm, sedangkan arus medan dan arus jangkar tetap. Tentukanlah perputaran dan daya keluarnya.

Pemecahan
Pada beban penuh :
Daya masuk = 6912/0.90 = 7680 watt
Arus total =I_L= 7680/240 = 32 ampere
Arus medan =I_f= 240/120 = 2 ampere
Arus jangkar = 32 – 2 = 30 ampere
Pada keadaan start, n = 0 dan Ea = 0
Untuk motor shunt : V_t=E_a+I_a (R_a+R_m ) dan R_m = tahanan mula

Maka:
(R_a+R_m )=V_t/I_a =240/30=8 ohm
Jadi,
R_m=8-0,5=7,5 ohm
Pada keadaan beban penuh : N_1=600 rpm
E_a1=V_t-I_a R_a=240-30×0,5=225 volt
Bila kemudian di pasangkan tahanan seri sebesar 2,5 ohm, sedangkan arus medan dan arus jangkar tetap, maka
E_a2=240-30(0,5+2,5)=150 volt
Dan dari E_a=Cn∅, dimana C = konstanta, sedangkan fluks (∅) konstan (karena arus medan konstan), didapat hubungan:
E_a1/E_a2 =n_1/n_2
n_2=E_a1/E_a2 ×n_1=150/225×600=400 rpm
Daya keluar
=n_2/n_1 ×P_1
(P_2 )=400/600×6912=4612 watt

Contoh soal 5
Pada tegangan 230 volt, sebuah motor dc shunt berjalan pada 1000 rpm dan menaruik arus 5 Amp. Tahanan jangkar dari motor 0,025 dan tahanan medan shunt 230 ohm. Hitunglah rugi kecepatan apabila motor tersebut di bebani dan menarik arus dari jala 41 Amp. Reaksi jagkar di abaikan.
Penyelesaian:
Dalam hal ini berlaku:
N_2/N_1 =E_b2/E_b1 ×∅_1/∅_2
Pada kondisi awal :
I_sh=230/230=1 Amp
I_a=I_L-I_sh=5-1=4 Amp
Jadi
E_b1=V-I_a R_s=230-(4×0,025)
=229,9 volt
N_1=1000 rpm
Pada kondisi kedua :
I_sh=1 Amp
I_a=41-1=40 Amp
E_b2=230-(40×0,025)=229 volt
N_2=⋯…..?
∅_1=∅_2, sebab mesin shunt, maka berlaku :
N_2/N_1 =E_(b_2 )/E_(b_1 ) atau N_2=(E_(b_2 ).N_1)/E_(b_1 )

Jadi N_2=(229×1000)/229,9=996,8 rpm

Contoh soal 5
Sebuah motor dc 230 volt menarik arus pada beban nol 2 amp dan berputar pada kecepatan 1200 rpm, jika arus beban penuh 40 amp, tentukanlah :
Kecepatan beban penuh.
Prosentase regulasi kecepatan. Angggap bahwa fluksi sisa tetap. Tahanan jangkar 1,25 ohm.

Penyelesaian:
Tahanan medan shunt tidak di berikan, arus medan shunt tidak dapat dihitung, maka kedua hal ini diabaikan.
E_(b_1 )=V-I_a1 R_a=230-(2×0,25)=229,5 volt
E_b2=V-I_a2 R_a=230-(40×0,25)=220 volt
N_1=1200 rpm; N_(2=)…..?
Berlaku :
N_2/N_1 =E_b2/E_b1 ×∅_1/∅_2
Jika ∅_1=∅_2, mesin shunt, maka :
N_2/1200=220/229,5
Jadi
N_2=1200×220/229,5=1150 rpm.
Jadi % regulasi kecepatan
=(1200-1150)/1150×100%
=4,3 %

Contoh soal 6
Sebuah generator dc shunt mengirimkan daya 50 Kw pada 250 volt apabila berputar pada kecepatan 400 rpm. Tahanan jangkar dan medan berturut turut 0,02 ohm dan 50 ohm. Hitunglah kecepatan mesin apabila di jalankan sebagai motor shunt dan mengambil daya 50 Kw pada tegangan 250 volt. Ambil rugi tegangan kontak 1 volt persikat.

Penyelesaian :
Sebagai generator

I_sh=250/50=5 Amp
I_a=I_L+I_sh
=200+5=205
I_a R_a=205×0,02=4,1 volt
E_s= rugi tegangan sikat
2 x 1 = 2 volt.
Jadi E_a=250+4,1+2
=256,1 volt
N_1=400 rpm
Sebagai motor :

E_b=V-I_a R_a-E_s
I_sh=250/50=5 Amp
I_a=I_L-I_sh
=200-5=195 Amp
E_b=250-(195×0,02)-2=244,1 Volt
N_2/N_1 =E_b/E_a ×∅_1/∅_2
N_(1 )= kecepatan sebagai generator.
N_(2 )= kecepatan sebagai motor
∅_1=∅_2, (mesin shunt)
Maka :
N_2/N_1 =E_b/E_a
N_2/400=244,1/256,1
Jadi
N_2=(400×244,1)/256,1=381,4 rpm

Contoh soal 7
Motor shunt berputar 1000 rpm, dengan numerik arus 25 ampere dari sumber. Jika tegangan sumber 250 volt dan tahanan jangkar serta tahanan medan berturut – turut 1 ohm dan 250 ohm, hitunglah fluks / kutub, jangkar mempunyai 48 alur dengan 4 konduktor/alur dan dihubungkan gelung. Juga hitung efisiensi jika rugi – rugi besi, gesekan dan belitan adalah 800 watt.
Pemecahan
Di ketahui bahwa :
E_a=V-I_a R_a=250-(I_L-I_f )
Arus sumber = 25 ampere
Tahanan medan 250 ohm. Sehingga :
I_f=250⁄(250=1 ampere)
E_a=250-24×1=226 volt
E_a=∅ZNP/4×60
∅=((226×60))/48×4×1000 weber
∅=0,0706 weber/kutub
(Karena merupakan belitan gelung P = A)
Daya masuk ke mesin = 250 x 25 = 6250 watt
Daya masuk ke jangkar = 226 x 24 = 5424 watt
Jika rugi – rugi gesekan, belitan, histerisis, dan arus eddy sebesar 860 watt, maka daya keluara = 5424 – 800 = 4624 watt
Sehingga efisiensi = 4625/6250 x 100%
η=74 %

Nasi Goreng Pak Ahmad Wonodri

Nasi goreng merupakan salah satu makanan favorit yang paling banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, selain rasanya yang enak,namun cara membuatnya yang mudah.
Mungkin banyak dari kalangan anak muda menggemari racikan makanan ini.
Nah,bagi anda yang berkunjung ke Kota Semarang atau anak kos-kosan yang punya uang pas-pasan tapi ingin menikmati nikmatnya hidangan ini,anda bisa pergi ke Jl. Wonodri Sendang Raya,Semarang,Jawa Tengah.

1

Disini bisa dijumpai salah satu warung nasi goreng yang enak di Semarang,namun dengan harga yang murah juga

hqdefault

Mungkin tidak ada yang spesial dengan tampilan menu nasi goreng yang disajikannya,akan tetapi cita rasa yang khas dengan porsi yang cukup sangat pas,saat perut kita sedang keroncongan

QzRd1shWXTdA7Gi_GbbsETGAeoZ8CjFj85uF75PEuCQ

Jika penasaran,langsung saja,sambangi TKP di jalan Wonodri Sendarng Raya,letaknya yang strategis,memnugkinkan anda yang baru pertama akan langsung mengenali warung ini.